TEMA
: “KAMI DATANG UNTUK MENYEMBAH DIA”
Pagi itu,
Minggu, 30 Januari 2011, sejak pukul 08.00 Wita, rombongan anak-anak dari
beberapa paroki yang ada di wilayah Keuskupan Banjarmasin satu persatu tiba di
halaman Gereja Katedral “Keluarga Kudus” Banjarmasin. Sebagian anak-anak
diantar oleh orang tua masing-masing, sedangkan beberapa yang lainnya terlihat
didampingi oleh para pembina BIA (Bina Iman Anak) dan Sekami (Serikat Karya Kepausan Anak Misioner Indonesia) maupun
guru-guru di sekolahnya. Rombongan dengan jumlah personil terbanyak yaitu
sekitar 150-an orang anak datang dari Paroki Bunda Maria Banjarbaru. Rombongan
lainnya datang dari Paroki Hati Yesus Yang Maha Kudus Veteran, Paroki St.
Perawan Maria Yang Terkandung Tanpa Noda Kelayan, Paroki St. Theresia Pelaihari
dan tak ketinggalan tuan rumah yaitu Paroki Katedral Banjarmasin. Dalam waktu
sekejab, halaman parkir gereja telah dipenuhi oleh anak-anak BIA dan SEKAMI.
Sekitar pukul
10.00 Wita, anak-anak tersebut mulai berjalan beriringan dan berbaris masuk ke
dalam gedung gereja didampingi oleh para pembina BIA dan Sekami dan orang tua masing-masing.
Pagi ini Perayaan Ekaristi dalam rangka Peringatan Hari Anak Misioner se-Dunia
ke-168 Tingkat Keuskupan Banjarmasin dengan tema : “Kami Datang untuk Menyembah
Dia” langsung dipimpin oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr. Petrus Boddeng
Timang, didampingi oleh Vikaris Jenderal Keuskupan Banjarmasin Pastor Theodorus
Yuliono Prasetya Adi, MSC dan Dirdios KKI Keuskupan Banjarmasin Pastor Antonius
Bambang Doso Susanto, Pr.
Sebagai
petugas koor adalah anak-anak SMP Katolik Sanjaya Banjarbaru yang dipandu oleh
Kepala Sekolah Sr. Hubertine Nino, SCMM selaku dirigen lagu, dengan iringan
permainan musik kulintang yang merdu.
“Pertemuan ini seharusnya dilangsungkan pada
awal Januari 2011 yang lalu. Akan tetapi karena pada waktu itu masing banyak
dari antara anak-anak kita yang libur sekolah, juga masih dalam suasana Natal
dan tahun baru; maka perayaan Hari Anak Misioner kali ini diselenggarakan di
akhir bulan Januari 2011,” demikian ucap Mgr. Timang mengawali homilinya di
hadapan sekitar 500-an orang anak yang memenuhi ruangan Gereja Katedral
Banjarmasin.
Lebih lanjut
Mgr. Timang menyampaikan bahwa meskipun persiapan yang dilakukan oleh pihak
panitia teramat singkat, namun kenyataannya mampu membawa begitu banyak
anak-anak datang berbondong-bondong dari 3 paroki di kota Banjarmasin, dari
Banjarbaru dan juga dari Pelaihari. Bapak Uskup mengibaratkan bahwa kehadiran
anak-anak pagi itu seperti 3 orang Majus dari Timur yang datang ke Bethlehem
untuk berjumpa dengan Yesus Sang Juru Selamat Dunia.
“Kita adalah orang-orang yang dikasihi oleh
Tuhan, sehingga kita ini adalah orang-orang yang berbahagia. Karena kita ini
orang-orang yang dikasihi Tuhan, maka dengan serta merta berkat Tuhan pun
begitu luar biasa tercurah bagi kita sekalian! Saya berharap, adik-adik
sekalian mampu mencintai Tuhan lebih dari segala sesuatu di dunia ini. Apapun
juga yang terjadi, kita semua harus selalu memilih, memilih dan memilih Yesus!
Karena Yesus selalu mencintai, mencintai dan mencintai kita semua...”
Di bagian lain
homilinya, Mgr. Timang memperagakan sebuah ilustrasi di hadapan anak-anak yang
hadir. Sebuah amplop putih dibuka dan Bapak Uskup mengeluarkan selembar uang
bernilai seratus ribu rupiah. Sembari berdialog dengan anak-anak, Bapak Uskup
kemudian melipat uang tersebut menjadi beberapa bagian, lalu bertanya kepada
anak-anak: “Bila uang ini saya lipat
menjadi seperti ini, apakah uang ini tetap bernilai seratus ribu rupiah?”
Dengan serentak anak-anak menjawab: “Yaaa...!!!”
Di saat yang lain Mgr. Timang menjatuhkan lembaran uang tersebut ke lantai,
lalu melanjutkan pertanyaannya: “Apakah
bila uang ini dibuang ke lantai lalu, lalu diinjak oleh orang dan menjadi
kotor, apakah uang ini tetap bernilai?” Dengan serentak anak-anak kembali
menjawab: “Yaaa...!!!”
“Anak-anakku sekalian, cinta Yesus lebih
berharga dari uang ini. Terkadang Yesus tampak seolah-olah tidak kelihatan dan
tersembunyi; padahal yang sesungguhnya terjadi adalah Yesus tetap mencintai
kita sekalian, tetap mencintai adik-adik semua!”
Di akhir
homilinya Mgr. Timang berpesan supaya anak-anak BIA dan Sekami tetap mencintai Yesus dalam situasi dan kondisi apapun
juga. Cinta kepada Yesus dapat diwujudkan dengan perbuatan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari, rajin mengikuti kegiatan BIA dan SEKAMI, rajin belajar
dan rajin pergi ke sekolah, juga rajin membantu kedua orang tua di rumah.
Usai Perayaan
Ekaristi, anak-anak yang hadir kemudian beranjak meninggalkan ruang gereja
menuju ke aula Sasana Sehati untuk menghadiri acara pentas seni dan santap
siang bersama. Waktu saat itu telah menunjukkan pukul 12.00 Wita.
Acara pentas
seni dibuka dengan beberapa sambutan, diantaranya dari Ketua Panitia
Penyelenggara dan dari Uskup Keuskupan Banjarmasin. Dalam sambutan singkatnya,
Ketua Panitia Irma Deviana mengemukakan bahwa Peringatan Hari Anak Misioner
se-Dunia ke-168 Tingkat Keuskupan Banjarmasin bertujuan untuk meningkatkan
kreativitas anak-anak BIA dan SEKAMI di Keuskupan Banjarmasin. “Nantinya akan pula diselenggarakan Perayaan
Paskah Bersama Anak-anak Misioner se-Keuskupan Banjarmasin,” ucap Irma
mengakhiri sambutannya.
Sedangkan
dalam sambutan berikutnya, Mgr. Timang menyambut dengan begitu antusias
kehadiran anak-anak SEKAMI bersama orang tua maupun para pendampingnya. Dalam
harapannya Bapak Uskup berujar, “Semenjak
kecil, anak-anak kita perlu diberikan bekal secara memadai untuk mempersiapkan
mereka dengan baik supaya dapat sungguh-sungguh menjadi sahabat-sahabat Yesus
yang setia!”
Saat yang
ditunggu-tunggu pun akhirnya tiba, enam orang anak usia taman kanak-kanak
muncul di atas panggung dengan mengenakan pakaian berwarna merah dan memegang
sepasang batok kelapa di kedua telapak tangannya. Musik pun mengalun dan
anak-anak itu pun menari dengan lincah dan lucu. Selanjutnya beberapa orang
anak putri dengan pakaian kebaya berwarna kuning tampil menari dengan lemah
gemulai diiringi lagu khas daerah Aceh “Bungong Jeumpa.” Kedua penampilan
tersebut adalah perwakilan SEKAMI dari Paroki Veteran.
Penampilan
ketiga berasal dari Paroki Pelaihari yang mendramatisasikan kisah Yesus yang
mengajarkan Sabda Bahagia kepada murid-murid-Nya di atas bukit (bdk.Injil
Matius 5:1-28). Seorang anak berjubah coklat yang berperan sebagai Yesus tampak
dikelilingi oleh anak-anak lainnya yang berperan sebagai murid-murid-Nya.
Dramatisasi menjadi lebih hidup manakala anak-anak menyanyi dan menari di
antara adegan yang divisualisasikan di hadapan para penonton. Paroki Kelayan
pun tak mau ketinggalan dengan pertunjukan dramanya yang berdurasi cukup lama,
dengan kisah seorang anak yang ditinggal mati oleh neneknya.
Paroki
Banjarbaru yang diwakili oleh SD Katolik Sanjaya Banjarbaru muncul di atas
pentas di urutan kelima dengan menampilkan gerak dan lagu yang mengundang decak
kagum penonton. Keseluruhan acara siang itu ditutup dengan penampilan sebuah
tari tradisional Jawa yang dibawakan oleh anak-anak SEKAMI Paroki Katedral.
Selain
menyaksikan pertunjukan drama, gerak, lagu dan tari, anak-anak juga bersempatan
mendapatkan doorprize dengan hadiah
menarik yang disediakan oleh panitia penyelenggara. “Maju terus anak-anak Misioner Keuskupan Banjarmasin!”
[reported
& foto by : Dionisius Agus Puguh Santosa]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar