Biara “Puri Batin” St. Angela Banjarmasin Diresmikan
Wakil Gubernur
Kalimantan Selatan
Pemberkatan Biara dan Aula Susteran
SCMM Banjarmasin oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin dan Peresmian oleh Wakil
Gubernur Kalimantan Selatan
Pagi
itu, Senin, 2 Mei 2011 yang lalu bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan
Nasional, dilangsungkan Perayaan Ekaristi pemberkatan Biara “Puri Batin” St.
Angela dan Aula Susteran SCMM Banjarmasin oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin Mgr.
Petrus Boddeng Timang yang dilanjutkan dengan acara peresmian oleh Wakil
Gubernur Kalimantan Selatan H. Rudy Resnawan.
Sesaat
sebelum Perayaan Ekaristi berlangsung, di lantai basemant dilakukan penyerahan kunci biara dan aula dari Uskup
Keuskupan Banjarmasin kepada Provinsial SCMM Indonesia Sr. Rosa Sihotang, SCMM.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pengguntingan pita oleh Mgr. Petrus Timang.
Setelah itu rombongan misdinar, para imam, suster dan Uskup menaiki tangga
untuk menuju aula yang terletak di lantai 2 bangunan. Perayaan Ekaristi
langsung dipimpin oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin selaku konselebran utama,
didampingi oleh 6 orang imam, yaitu : Pastor Theodorus Yuliono Prasetya Adi,
MSC, Pastor Simon Edy Kabul Teguh Santoso, Pr, Pastor Gregorius Sabinus, CP,
Pastor Ignatius Supardi Prihatin Saputro, Pr, Pastor Fransiskus Asisi Susilo
Nugrono, CP dan Pastor Antonius Bambang Doso, Pr.
Selain
Provinsial SCMM Indonesia, hadir pula anggota Dewan Pimpinan SCMM Provinsi
Indonesia, yaitu : Sr. Margaretha Gultom, SCMM, Sr. Evodia Daely, SCMM dan Sr. Syandark
Runtuwene, SCMM. Disamping itu 2 orang anggota Dewan Pimpinan Umum SCMM yang
berkedudukan di negeri Belanda ikut menjadi saksi mata peristiwa bersejarah
ini, yaitu : Sr. Mariana Situngkir, SCMM dan Sr. Bernadet Candra, SCMM.
“St. Paulus mengingatkan kita bahwa sebagai
orang Kristen kita harus melakukan kebaikan kepada ssama, karena kebaikan itu
berasal dari Allah sendiri. Dan apa yang disampaikan oleh Paulus, disampaikan
dengan lebih sempurna oleh Yesus dalam bacaan Injil hari ini yang mengatakan
bahwa manusia diciptakan untuk bersukacita,” demikian ungkap Mgr. Petrus
Timang diawal homilinya. Lebih lanjut Uskup Keuskupan Banjarmasin menekankan
kepada semua yang hadir bahwa kita semua dilahirkan karena kerahiman Allah,
sehingga sebagai orang Kristen kita diharapkan menjadi orang yang dapat selalu
bersukacita dalam kehidupan ini.
“Sukacita berarti bahwa kita harus memberikan
yang terbaik bagi orang lain; sama seperti Allah yang menyatakan kerahiman-Nya
bagi semua orang. Orang yang bersukacita tidak akan pernah berpikir akan apa
yang diberikan orang lain untuknya, melainkan ia akan berpikir apa yang mampu
diberikannya bagi orang lain. Kasih tidak mengenal egoisme dan persaingan.
Sehingga sebagai orang-orang yang diutus membawa kasih Allah kepada sesame,
para suster SCMM mengemban tugas dalam bidang pendidikan melalui SMP St. Angela
Banjarmasin dan SMP Sanjaya Banjarbaru, dengan menunjukkan belas kasih Allah di
Bumi Banua (salah satu julukan untuk Provinsi Kalimantan Selatan-red). Karya
pastoral yang diemban oleh para suster SCMM ini adalah karya pendidikan yang
mengajak para orang muda untuk keluar dari dirinya sendiri supaya dapat menjadi
orang-orang yang memiliki kecerdasan intelektual, emosional, sosial dan rohani,”
ucap Mgr. Petrus Timang panjang lebar. Beliau menegaskan bahwa semuanya itu hanya
dapat dipenuhi melalui proses yang kadangkala memang terasa ‘menyakitkan’.
Uskup Keuskupan Banjarmasin mengungkapkan keprihatinannya akan dunia pendidikan
dewasa ini yang mengabaikan proses tersebut. “Maka di negeri ini ada yang namanya ijasah aspal (asli tetapi palsu),
ada mahasiswa yang mempunyai foto wisuda namun pada kenyataannya tidak pernah
kuliah.”
Meski
begitu, Mgr. Petrus Timang berkeyakinan bahwa melalui bangunan yang diberkati
saat ini, anak-anak yang didik dibawah naungan Perwakilan Yayasan Pendidikan St. Maria
Berbelaskasih Wilayah Timur akan menjadi anak-anak yang setia kawan pada
sesamanya, menjadi orang-orang yang dapat menjadi berkat bagi orang lain dan
menjadi anak-anak kebanggaan Tuhan. Beliau berharap kiranya di tempat ini kasih
Allah boleh dialami oleh semua orang, khususnya anak-anak yang dididik melalui
kehadiran para suster SCMM yang berkarya di sini.
Usai
Perayaan Ekaristi, digelar acara peresmian biara dan aula oleh Wakil Gubernur
Kalimantan Selatan H. Rudy Resnawan. Selain Wakil Gubernur, hadir pula beberapa
orang pejabat Provinsi Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin, Kepala Dinas
Pendidikan Kota Banjarmasin dan jajarannya, Wakil Danrem Antasari, Wakil Dandim
Banjarmasin, juga perwakilan dari Ikatan Keluarga Katolik Sumatera Utara.
Dalam
sambutan singkatnya, Provinsial SCMM Indonesia Sr. Rosa menuturkan secara
singkat perjalanan Kongregasi SCMM sejak awal berkarya di Keuskupan
Banjarmasin. Setelah itu Mgr. Petrus Timang menyampaikan sambutan berikutnya.
Uskup Keuskupan Banjarmasin memaparkan bahwa gedung tersebut merupakan hasil
kerja keras dan bantuan dari banyak pihak dan juga swadaya umat Katolik,
termasuk bantuan dari umat Katolik di Sumatera Utara. “Gedung ini dibangun untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMP St. Angela
Banjarmasin dengan motivasi utama adalah menciptakan anak bangsa yang
berbudaya, beradab dan berkarakter! Orang-orang
Indonesia
dikenal oleh bangsa lain sebagai orang-orang yang cerdas. Untuk itu bangsa kita
sebenarnya telah mempunyai modal besar untuk membangun bangsanya sendiri,
seperti apa yang diamanatkan oleh UUD 1945.”
Dalam
kesempatan lain, Mgr. Petrus Timang mengutip semboyan dari para Suster SCMM
yaitu : ‘Liefde Zonder Eigenlifde’
yang bermakna, ‘cinta tanpa cinta diri’. Beliau berpendapat bahwa semboyan
tersebut selaras dengan anjuran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara
yang telah membangun pendidikan di Indonesia tanpa pamrih dengan
semboyannya yang terkenal : Ing ngarso
sung tulada, ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani. Uskup Keuskupan
Banjarmasin menekankan supaya didalam mendidik anak-anak, para pendidikan
menerapkan sikap tanpa pamrih dan tulus, dengan harapan supaya generasi
mendatang dapat menjadi generasi yang lebih baik dari generasi-generasi
sebelumnya.
H.
Rudy Resnawan mewakili Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mengungkapkan
rasa bangganya atas peristiwa peresmian biara dan aula milik suster-suster
SCMM. “Hari ini ada 2 peristiwa penting
yang kita rayakan, yaitu Hari Pendidikan Nasional dan peresmian tempat ini.
Keberadaan fasilitas yang ada hendaknya patut kita syukuri sebagai karunia
Tuhan, dengan harapan nantinya gedung ini dapat dimanfaatkan dengan baik.
Selain itu perlu kiranya juga diperhatikan mengenai perawatan dan
pemeliharaanya di masa mendatang.”
Wakil
Gubernur mengajak semua yang hadir untuk menghargai upaya para suster SCMM
untuk ikut serta meningkatkan kemajuan anak-anak didiknya seraya mengucapkan
selamat atas berdirinya bangunan ini.
Selain
penandatanganan prasasti oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Uskup
Keuskupan Banjarmasin dan Provinsial SCMM Indonesia, acara diisi pula dengan
penampilan vocal group dari SMP Sanjaya Banjarbaru dan SD St. Angela
Banjarmasin, penampilan khas daerah yaitu musik panting oleh siswa-siswi SMP
St. Angela Banjarmasin yang membawakan lagu daerah Kalimantan Selatan juga
tarian kreasi Puspa Warna yang dipentaskan oleh siswi-siswi SMP Sanjaya
Banjarbaru.
Setahun
empat bulan yang lalu, tepatnya pada tanggal 20 September 2009 dilakukan
peletakan batu pertama oleh Uskup Keuskupan Banjarmasin. Keberadaan bangunan
ini menggantikan bangunan biara Susteran SCMM yang lama yang sebelumnya
ditempati oleh Kongregasi Suster PI. Pada lokasi yang sama pun pernah berdiri
bangunan Panti Werdha “Suaka Kasih” yang dikelola oleh para Suster Puteri
Kasih.
Hadir atas Undangan Mgr. F.X.
Prajasuta, MSF
Di
wilayah Keuskupan Banjarmasin, Kongregasi SCMM telah berkarya selama hampir 7
tahun berjalan. Di mulai sejak kedatangan para Suster pionir, mereka adalah Sr.
Dafrosa Fau, SCMM dan Sr. Angelbertha Abi, SCMM yang tiba di Banjarmasin pada
tanggal 8 Agustus 2004. Kala itu kehadiran para Suster ini adalah atas undangan
Uskup Emeritus Keuskupan Banjarmasin Mgr. F.X. Prajasuta, MSF yang memandang
perlu kehadiran Kongregasi-kongregasi untuk menggarap dan mengelola beberapa
lembaga pendidikan Katolik yang telah ada di Keuskupan Banjarmasin.
Pada
awalnya Sr. Dafrosa bertugas di SMP Marsudi Wiyata, sedangkan Sr. Angelberta
berkarya di SD Marsudi Wiyata. Bertepatan dengan perayaan hari kemerdekaan
Republik Indonesia
yang ke-59 di tahun 2004 digelar acara penyambutan yang sangat meriah atas
kehadiran Kongregasi SCMM di kedua sekolah ini. Sehari sebelumnya, kedua Suster
ini mulai menempati Biara Puri Batin (ex-Susteran
PI), meskipun waktu itu sebenarnya kondisinya belum mendukung. Sebab rumah
tersebut masih belum dibersihkan, bau cat terasa begitu menyengat indera
penciuman ditambah dengan suasana halaman yang ditumbuhi rumput ilalang; bahkan
kedua Suster ini sempat tidur di lantai. Namun semuanya itu tidak pernah
mengurangi semangat mereka untuk mempersembahkan yang terbaik bagi Gereja di
Keuskupan Banjarmasin,
teristimewa di bidang pendidikan dan karya pastoral. Dua tahun kemudian,
terjadi serah terima dari Yayasan Marsudi Wiyata kepada Yayasan St. Maria
Berbelaskasih Wilayah Timur, tepatnya pada tanggal 7 Juli 2006, sehingga nama
sekolah yang lama kemudian berganti menjadi SMP dan SD St. Angela Banjarmasin
hingga sekarang.
Semenjak
kedatangan para Suster pionir, maka satu persatu Suster-suster lainnya pun
berdatangan untuk ikut serta mengembangkan karya perutusan SCMM di Keuskupan Banjarmasin. Hingga kini
tercatat ada 2 komunitas SCMM di Keuskupan Banjarmasin, masing-masing adalah
Komunitas St. Angela di Banjarmasin yang menangani SMP dan SD St. Angela
Banjarmasin; dan komunitas St. Agatha di Banjarbaru yang menangani TK, SD dan
SMP Sanjaya Banjarbaru.
Kehadiran
para Suster SCMM di Keuskupan Banjarmasin
membawa angin segar bagi perkembangan dan kemajuan lembaga pendidikan Katolik
di Banjarmasin pada khususnya, maupun di Kalimantan Selatan pada umumnya.
Meskipun lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan St. Maria
Berbelaskasih Wilayah Timur ini notabene adalah lembaga pendidikan Katolik,
namun tetaplah menjadi bagian dari masyarakat di daerah ini.
Hal
ini seturut dengan tujuan Kongregasi SCMM yaitu pengabdian diri dalam pelayanan
“Cinta Melalui Belaskasih” yang konkrit kepada sesama manusia, terutama yang
kecil, lemah, miskin dan tertindas, dengan berpedoman pada semboyan “Cinta Tanpa
Pamrih” dan dalam semangat kesederhanaan dan kesiapsediaan seturut teladan
Maria, hamba Tuhan dan Bunda Belaskasih.
[reported & foto by : Dionisius Agus Puguh
Santosa]